Tuesday, May 13, 2008

KALBUBERSENANDUNG

Kumpulan Puisi

Goresan

Hidup itu seperti jalin menjalin
Menempuh perjalanan panjang berliku
Tak berujung, tak berpangkal
Ibarat jalinan benang kusut
Menata satu persau jalan,
Jalan mana?
Jalan-jalan itu seperti oase
Tanpa tujuan yang tak jelas
Dimana awal atau akhir?
Hidup itu jalin menjalin
Merapat dan merengang
Datar, terjal
Sampai tergores luka dalam
Seharusnya, jalinan itu saling berpadu bukan
Jalinan kusut tanpa rupa
Hidup itu jalin menjalin
Agar untaian itu tertata
Tanpa benang kusut

Limau-manih, 30 April 2008


Aku

Aku sendiri tidak bisa mengenal
Rupaku, siapa aku?
Aku hidup tanpa berumah
Tanpa, makanan
Sendiri
Aku?
Ya, aku?
Menerobos kehidupan tanpa
Secangkir kopi panas atau sofa
Menerawang hari
Tanpa asa
Aku?
Aku?
Ibarat musafir
Tak berumah
Kulalui masa dengan aku dan keakuanku
Lupa, tujuan
Sesat, kenikmatan
Hingga, aku kehilangan aku
Kuhanya terhanyut dalam gelombang tsunami
Keangkuhan


Kebahagiaan itu, ibu

Kebahagiaan itu, ibu
Selalu bertutur lembut, dengan
Ketus,
Namun, ia kebahagiaan
Tak ada yang bisa menganti kebahagiaan itu,
Ya, ibu
Aku telah lalai dan pongah
Anpa mengindahkanmu
Padahal, engkau surgaku
Tanpa, kasihmu
Aku tak berarti,
Saat aku rapuh, engkau ada
Saat aku terjatuh,
Kau menuntunku
Dengan lembutmu
Ya,
Hanya engkau, bu
Engkau, bahagiaku

Ya, Pa anakmu ini salah!

Aku hanya tertunduk tanpa
Menatapmu,
Saat itu aku rasakan
Aku sudah melebur, layu
Tapi, aku tahu,
Aku salah
Mengapa aku terlalu menyalahkanmu?
Anakmu, ini membuatmu miris dan meringgis
Ya, Pa anakmu salah!
Menghitamkan putih, memutihkan hitam
Membohongkan kejujuran, kejujuran dibohongkan
Baiknya, kau tanya dirimu sendiri
Kamu siapa?
Manusia atau binatang?
Kau tahu, manusia
Paling rendah itu?, tanyamu menatapku
Kau hanya menunduk dan badanmu mengigil ketakutan
Dengar!
Perhatikan tanda itu!ujarmu
Bercerminlah, coba bercermin
Apa kamu pantas menjadi manusia?
Malulah,
Pada dirimu sendiri.

Kenapa aku selalu lupa?

Aku,
Tiba disini dan melupakan,
Sesuatu,
Ya, seharusnya,
Aku bicara padamu,
Bukan seperti si pongah,
lupa diri!

Dag, dig, dug

Dag,dig, dug
Jantungku bergetar
Seperti ada yang mendatagiku
Melalui kilauan cahaya
Aku merasa,
Dia selalu memperhatikanku,
Dag,dig,dug
Aku,seperi benang kusut
Namun,
Aku ingin menjadi sutra halus
Dan berharga
Dag,dig,dug
Aku merasa cahaya itu
Mengingatku

Limau-manih, 30/5/08

No comments: