Wednesday, May 14, 2008

MemaknaCintaUntukManusiaYangLupaHakikatDirinya

Memaknai Cinta

Tuhan memberi kaki untuk berjalan,

Mencari rezeki, menuntut ilmu

Seperti kupu-kupu yang berasal dari kepompong,

Berubah menjadi ulat, perlahan-lahan tumbuh sayapnya

Demikian pula cinta

Dimaknai dengan hakiki

Mengerti akan hati,

Cinta

Itu racun

ya, ia mampu melumpuhkan mata hati”

“benar?”

“bukan tutur manis, namun racun mematikan mata hati”

“jika kau pandang dengan nafsu”

“bukan ketulusan

Ketika ruh melayang

Menempati rongga-rongga jiwa

Kau singgahi

Surga yang penuh kedamaian

Saat itu…

Tuhan menitipkan sekeping hati

Dari rongga jiwa yang sempit,

Dan tak mampu menopang,

Kotoran-kotoran dengan angkuh

Lalu menerjang sekeping hati

Ya, waktu itu ada bunga didadaku

Lalu, perlahan gugur

Ya, hatimu telah mati

Dan sungai-sungai kecil mengalir

Menjadi tetesan air mata

“Di situlah racun”

Sekeping hati yang dititipkan-Nya

Diubah menjadi racun mematikan

Bagi manusia yang tidak memahami arti

Apalagi memahami jiwanya

Apakah ia punya jiwa?

Apakah ia punya hati?

Lalu dengan hati itu pula

Ia mati

Tanpa ada senyuman

Hanya sekeping air mata

Ya, air mata

No comments: